Kamis, 01 Mei 2008

Tunggu Kelanjutan ceritanya.......................
Mohon Komentarnya...................................

Dimana BULANKU,…..?

Akankah aku melihat bulan yang bersinar dimalam hari, bintang yang bersinar dengan cahaya malamnya,…akankah aku bisa menjadi satu diantara bintang-bintang agar dipuja darimu dan semua….ataukah aku tetap diam menjadi patung kayu yang lama makin lapuk.
Kadang semua itu terasa jelas menjadi kekurangan bagi diriku, kesenangan dan kebahagiaan hanyalah suatu cara untuk buatku bertahan menjadi siang, terang, dan menjadi matahari, namun diriku seperti malam gelap penuh dengan kesunyian dan tangisan.
Kenapa dirimu menjadi mimpi dalam tidurku, mengapa kau selalu ada setiap aku terbaring kaku, dan mengapa aku seperti ini. Sampai kapan diriku menjadi sesuatu yang sepi, sesuatu yang menangis, dan menyesal akan kehidupan ini. Kuagungkan dirimu menjadi lampu pijar yang bersinar terang menyinari ruang kalbu yang gelap, kuberikan padamu sebuah jawaban tentang semua pertanyaan tenting “aku” dan “semua”.
Kepakan sayap sang malaikat mengharumkan kalbu dan jiwa padamu, sesosok bayangan yang hadir dalam semua gelapnya malam, hadirkan bulanmu dan menemaniku menari mengikuti langkahku. Berikan padaku sebuah cahaya terang yang selalu menyinari setapak tak berliku. Kuberikan padamu sebuah kegelapan agar dirimu menjadi penerang, kuberikan ruang untukmu agar dirimu menjadi cahaya terang dan berikan kehidupan dalam duniaku.
Menari dan melangkah bersamaku, jangan pernah kau kembali dan terus pergi, kumohon padamu agar dirimu menjadi penopang dalam setiap tingkah saat aku terjatuh, saat aku “terhempas” dalam dunia kesepian. Dimana dirimu, yang selalu berikan aku cahaya, dimanakah dirimu yang selalu menemaniku menari, dan dimanakah dirimu yang menjadi sandaran bagiku,…..
Berlari dalam kesedihan, menunggu cahaya bintang dan bulan menemaniku, menunggu kejaiban datang dalam setiap malamnya. Harapan akan datangnya malaikat cinta terus menjadi senjata bagiku untuk terus berharap. Aku bertanya padamu “ akankah bulanku kembali?”,….kembalilah padaku saat semua menjadi sepi. Saat semuanya menjadi nyata akan kuberikan surgaku padamu, akan kuberikan semuanya. Kupasrahkan padamu sesuatu untukmu bulan...
Setiap langkah aku melihat kebawah, dan terus menatap setapak jalan berdebu, dengan mata yang selalu terbuka untuk menatapmu, yang selalu memperhatikanmu. Mata yang selalu mengeluarkan sesuatu yang tak pasti, mengeluarkan sesuatu yang tak berguna, tapi itu semua adalah akhir dari kesedihanku sejenak.
Aku sendiri, aku sendiri, aku sendiri, kapan, Dimana, dan siapa, semua itu adalah jawaban dari semua pertanyaan yang selalu mengganggu kehidupanku. Aku inginkan dirimu “bulan” agar aku tetap menjadi sempurna.

….Tanya bagi Hatimu…

“aku” adalah satu diantara semua yang selalu menjadi pengecut untuk menjadi berani. Aku hanya melangkah terus dan terus bersembunyi dibalik topeng akan kemunafikan. Kadang tanya pada diriku tenting semua yang kujalani, pantaskah diriku menjadi sesuatu yang menjadi kokoh pada saat angin kencang datang padaku, dapatkah aku bertahan dengan semua yang kuhadapi. Selama aku menjadi satu diantara beberapa pengecut yang berani menunjukkan wajahnya, aku adalah pengecut.
Bertahan dalam keangkuhan dan kemunafikan membuat diriku menjadi sesuatu yang mungkin saja bisa mejadi orang paling bahagia, namun angkuh dan munafik adalah jalan pintas bagiku untuk dapat menjadi manusia yang selalu memendam perasaan cinta padanya. Setiap malam datang aku terbaring memandang langit kamar yang terdengar sunyi, mengingat semua tentang dirinya, mengingat parasnya yang agung, melihat semua dengan senyuman yang menjadikannya cahaya bagi mimpiku disaat aku terlelap tidur. Hatiku mulai menjadi sesuatu yang lain yang terus menjadikannya temapt terindah dalam ruang hati.
Bunga-bunga mimpi yang terus menghantui dengan wanginya, membuatku terus menjadi pujangga untuknya. Waktu yang sama, aku dengan dirinya menjadi satu dengan senyumannya, berbicara, dan saling canda. “aku adalah manusia yang paling bahagia”, dengan semua yang kumiliki sekarang, walaupun semua itu hanyalah mimpi dan harapanku semata.
“biarkan aku terbaring dalam suatu mimpi, dan berikan aku sesuatu yang terus menjadi penerang untuk menemukan dirimu disaat aku terlelap tidur,”, aku berpikir tenting dirinya, kapan diriku menjadi seseorang yang berani dan dan tinggalkan diriku yang terus bersembunyi dalam sebuah harapan untuk menemukanmu, mengapa aku takut untuk mempertanyakan hatiku sendiri, takut untuk membuka semua perasaanku padamu. Berikan aku kekuatan untuk membuka jiwa yang ditaburkan dengan rasa rindu, berikan aku kesempatan untuk maju dan berikan hatiku padanya. Kumohon padaMu untuk membantuku temukan jati diriku sebagai seorang pemberani, seseorang yang terus memuja nilai cinta dan harapan.
Besembunyi dibalik topeng yang seakan memberikan satu alasan untuk takut menghadapi semua kegelisahan hati yang seakan-akan memberikan arti yang selalu membimbingku kedalam aura kebahagiaan, dengan cara tertentu aku berbersujud pada sang bulan dan matahari, kuinginkan diriku menjadi seorang pemberani yang terus bersujud dan akan terus bersujud. Jika aku terus menjadi topeng, maka diriku tidak akan pernah sempurna dalam duniaku.
Serigala hitam meneriakkan sesuatu dengan indahnya bulan purnama, memaksa burung malam terbang menjauhi, kadang serigala hitam itu datang dalam tidurku dan mengusir burung-burung malam yang bernyanyi dalam mimpiku. Ketakutan dan ketidakberdayaan diriku yang membuatku lemah dihadapannya. Sekali lagi aku takut mengungkapkan semua tentang dirinya.
Dia adalah seseorang yang terus bernyanyi dalam kerinduan malam, apakah dalam semua yang dilakukan dapat memberikan diri ini suatu harapan untuk bersama dirinya, ataukah dia terjauh dengan tembok batu menghalang. Terdiam dalam kesepian melihat semua yang telah menjadi setan untuk menemaniku bernyanyi, hati ini tak bisa lagi bertahan dalam kegelisahan yang mungkin saja akan melahirkan semua kejahatan dalam pikiran.
Aku berpaling dalam kenyataan dan selalu berlari mengejar semua mimpi akan hadirnya kerinduan untuk ditemani sang rembulan dan matahari. Malaikat tak lagi datang untuk menemaniku menari, tapi mereka hanya melihat aku terduduk dalam kegelisahan dan penderitaan, mereka hanya tertawa dan terus tersenyum dalam bingkai kehidupanku. Cinta dan harapan hanyalah sesuatu kesempatan yang terus lahir dalam mimpi dan kenyataan untuk diberikan padaku.
Kapan dan bagaimana aku menjadi seseorang yang terus menunjukan hati pada semua perasaan yang terus bersembunyi. Apakah aku harus bertanya kembali pada hati dan perasaanku untuk menjadi sempurna dan bahagia ataukah aku terus bersembunyi untuk tetap menjadi topeng kehidupan. Aku kini menjadi sosok yang penipu dan terus menjadi pengecut. Akulah pengecut yang takut untuk bertanya pada hatiku. Esok, akan kubuktikan padanya bahwa “aku sangat berharap dirinya menemaniku menari dalam kegelapan malam”.

Mimpi dan Harapan

Seseorang itu adalah pujangga yang terus bermimpi untuk dapatkan kebahagiaan, terus mengejar cahaya dalam mimpinya dan terus berlari. Dia adalah manusia yang terus berharap dalam keangungan seorang yang bercahaya dalam kegelapan, sinar yang terus menjadi kesempurnaan dirinya membuat dia terus bernyanyi dalam keindahan malam.
“aku bersandar dalam keindahan dan anugerah yang diberikan padaku, aku menjadi bunga dalam mimpi untuk dirinya yang menebarkan wangi, biarkan aku terus menjadi bunga untuk dirinya sebab diriku tak bisa hidup tanpanya…”, seseorang itu adalah pemimpi yang terus berharap dalam dunianya menjadi pahlawan atau superman, bermimpi sebagai seseorang yang ada dan selalu menolong seseorang yang dia sayang, hanya mimpi inilah diri seseorang itu merasa bahagia, walau hanya dalam tidurnya.
Malam datang, seseorang itu merasa bahagia, kadang dirinya berharap “malam itu akan datang menghiasi harinya, dan tiada lagi hari mentari. Seseorang itu menginginkan malam yang menghiasi mimpi dan rembulan menemani. Hasrat dan perasaannya memberikan dirinya kekuatan disaat mimpi itu datang dalam tidurnya, seseorang terus berharap akan datang masa dimana dirinya mampu untuk mendapatkan dia. Dia yang disayang, dia yang selalu menjadi mimpi dalam tidurnya. Kadang semuanya terasa sempurna disaat “dia” datang dan menemaniku.
Semua indah dan bahagia, dirinya datang padaku disaat seseorang itu duduk terdiam dengan melihat sebuah buku yang selalu menjadi bahan inspirasi. Tersenyum padanya, dan terus bernyanyi dengan senyumannya. “kurasakan kebahagiaan disaat dirinya tersenyum padaku”, kata seseorang itu dalam hatinya. Canda tawa dan kegelisahan terus menghantui untuk sadar betapa indah dan sempurnanya “dia”. Kegelisahan yang terus bertahan dalam sebuah pertanyaan “akankah dia pergi dari sisiku sekarang, tak ada lagi senyuman dan tawa, esok dan akan datang?.. aku inginkan dirinya terus menemaniku duduk terdiam penuh senyuman akan cerahnya hari.
Mimpi dan harapan adalah kunci untuk seseorang mendapatkan kebahagiaan, kenyataan dan mimpi merupakan medan positif dan negative yang kadang menjadi penopang diantaranya. “Jika mimpi telah ada, maka yakinkan dirimu bahwa kenyataan itu akan datang padamu, biarkan mimpi itu terus lahir dalam tidurmu, sesungguhnya mimpi adalah jalan menuju kesempurnaan”..kata seseorang itu sambil menatap dirinya dan langit malam penuh bintang.
Semua telah menjadi satu antara dirinya, mimpi dan harapan, seseorang itu merasa bahwa dirinya telah terlarut dalam dunia mimpi, seakan-akan memberikan arti penting kehidupan. Semua berpaling dari dirinya, kebahgiaan dan kesusahan bagaikan mimpi tenting bintang-bintang dan rembulan yang kadang dirinya mengharapkan semuanya datang dan menemani. Semuanya berlalu dalam keterasingan, keterasingan seseorang yang terus bermimpi dan berharap.
Akankah datang dia yang menjadi mimpiku disaat aku terlelap, ataukah menemaniku disaat aku terbaring kaku. Biarkanlah semua menjadi satu, biarkanlah diriku terus berharap pada langit terang dan matahari akan turunnya hujan. Keterasingan yang menjadi kaku dalam dirinya memberikan pentingnya rembulan dan malam yang terus menjadi sumber kebahagiaan dirinya.
Seseorang itu kini menjadi berani menerjang badai dan hujan, dengan badan tak beralas, senyum yang tak terduga, berikanlah cahaya padaku, dan teruslah bersinar terang padanya.
Kadang semua menjadi sirna, disaat malam berganti dengan mentari, seseorang itu terus menjadi pemimpi dan pujangga dalam keheningan malam. Bermimpi tenting dia yang menjadi sempurna dalam kehidupan, berharap dirinya akan datang menemaniku menuai benang emas bertajuk mimpi. Rembulan dan bintang saling becakap dengan sinarnya, saling menopang akan dirinya. Semua terlahir dari mimpi seseorang itu dan akan terus berharap jadi nyata.
“kegelapan dalam duniaku, akan terus gelap, keterasingan yang kurasakan adalah penderitaan bagiku, dan aku berharap dirimu datang menemaniku menuai malam dengan sebuah mimpi dan harapan akan dirimu”. Seseorang itu dengan wajah yang penuh Tanya diperhadapkan pada dunianya. Kini, esok, dan masa depan cerah menunggunya.
Berikanlah padaku semua yang menjadi kebahagiaan. Jika halnya semuanya diberikan padaku, akan kuberikan jiwa dan rasa ini padamu. “akankah itu bisa menjadi kunci dalam segala pertanyaan tentang dirinya?, jika kamu bertanya maka katakanlah persetan dengan mimpi dan harapan, hadirkan kenyataan dalam duniamu dan jangan pernah terdiam didalamnya, sebab dirimu akan terus menjadi sandaran disaat dirinya terlelap. Bukalah hati dan teruslah berjalan. Hadapkan dirimu padanya, katakanlah bahwa “aku sangat mencintai ……”.


….Tak pernah berpaling…

Dia adalah sosok yang selalu memberikan senyuman dalam hujan dan kabutnya awan. Dia yang terus menjadi inspirasi hidup dan kenangan akan derasnya kehidupan dalam payung kehidupan. Kekuatan tentang hati dan rasa cinta adalah suci, disaat dirinya menjadi malaikat yang menaburkan bunga kala berlari mengejar mentari dan rembulan.
Aku menjadi “pelaku” dalam dunianya, merasakan indahnya hari disaat terang dan kegelapan. Aku berikan sinar untuknya dan aku berikan semua…semua yang menjadi indah adalah tenting dirinya, semuanya yang menjadi kenangan adalah bersama dirinya, aku terlahir dalam kehidupan hanya untuk bersama dirinya, aku bagaikan manusia yang tercipta hanya untuk ditemani satu manusia lainnya. Inilah aku yang terus menjadi penopang atau sandaran diriku ataupun dirinya.
“hadirkan dalam duniamu sebuah Tanya tentang perasaan yang terus terdiam dan terus menerima panas dan dingin, yang menenggelamkan dalam musim yang berganti”. Aku yang menjadi sebuah batu yang terus terdiam dalam keagungan dirinya, memberikan sebuah spirit yang terus menjadi doa setiap aku berlutut pada-Nya.
Hari ini, esok, dan akan datang adalah permulaan yang terus menjadi abu setiap setumpuk kayu dibakar dengan api kehidupan. Aku yang terlahir dalam kehidupannya menuntut diriku selalu ingin bersamanya. Dirinya adalah malaikat bagiku, yang terus menemaniku disaat semuanya menjadi gelap, dirinya yang terus memberikan cahaya dan semua makna atas nama kehidupan.
Hati ini telah menjadi satu diantara belukar-bekukar yang tak teratur, rumput-rumput hijau yang bernyanyi, dan kicauan burung yang mengiringi perjalananku dengan dirinya. Aku, dirinya sudah terlahir untuk bersama.
Nyanyian yang terdengar dengan alunan nada kehidupan tentang dirinya membuat aku duduk terdiam sejenak. “akankah dirinya berpaling dan akan menjauh dari semua lubuk jiwaku”, ataukah “aku yang berpaling darinya, disaat kemarau datang dan membuatku mati”.
Dirinya adalah makhluk yang terus menjadi sempurna, dan akan terus menjdi sempurna. Jiwa yang terus menjadi bisikan bagi aku dan dirinya berkiblat dan terus berjalan mengikuti semua alur jalan kehidupan yang tak pernah diam dan tenang. Akankah semuanya bisa terlewati disaat ketulusan dan kemurnian cinta yang kami miliki terjaga seutuhnya. Ataukah semuanya adalah pemberian yang menuntun agar semuanya dijaga dan diselamatkan.
Bisikan malam dan siang menjadikanku sebuah irama indah yang terus dilatunkan alam dan damai. Kutiliskan sebuah nama dihati dengan tinta merah yang terpaku kuat dan akan menjadi satu dengan kulit dan daging. Kupertaruhkan jiwa dan raga hanya untuk dirinya sang malaikat yang menolongku disaat diriku tertidur dalam kegelapan dan khilafan. Dirinya yang memberikan satu kunci untuk bisa mengerti tentang apa, siapa, dan kenapa harus menjadi sempurna.
Tak pernah terbayangkan disaat dirinya berlari dan berpaling, akankah itu menjadi mimpi buruk dan menjadikan duniaku tak berwarna. Mentari dan rembulan tak ada lagi menghiasi hari. Tak ada lagi senyuman dan tawa yang mengiring langkahku bernyanyi.
Berakhirlah semua, hadirlah neraka dalam duniaku yang telah membakar surgaku, merebutnya dariku dan terus memberikan siksa dan hinaan. Takkan pernah kuberikan semuanya pada mereka, setan-setan yang terus menggangguku dengan dirinya, memberikan kebahagiaan dan ketulusanku padanya. Kuyakinkan diriku untuk selalu percaya pada semua sinar yang diberikan padaku.
Aku telah menanam kepercayaan padanya, kupercayakan hidupku padanya, bagaikan janji sang awan kelam untuk menurunkan sang hujan. Janji, cinta, dan ketulusan adalah tempat yang terindah dalam duniaku yang memberikanku sebuah senjata untuk berperang atas nama cinta.
Badai yang datang, hujan yang deras, tak akan pernah membuatku layu dan bosan terhadapnya, semua yang kujalani adalah kebahagiaan. “aku inginkan dirinya, aku inginkan cintanya,dan aku inginkan semua dalam dirinya”. Wahai sang rembulan dengarkanlah jeritan hati akan bisikan-bisikan setan yang terus mengganggu, menghantui ruang-ruang kalbu untuk jauh dengan dirinya, tolonglah…. aku yang kian lama menjadi busuk karena aku tak akan pernah berpaling darinya. “sejauh apapun dirimu melangkah dalam putaran waktu duniamu, tak akan pernah melupakan dirinya, sebab dirimu telah menjadi satu dalam semua kenangan, dan jika semua menjadi kabut dalam terangnya hari, maka katakanlah bahwa dirimu tak akan pernah bisa berpaling darinya, sebab dirinya adalah sumber dari kebahagiaanmu.


Tak Pernah Menjadi Sempurna

“aku bersandar dibalik awan akan turunnya hujan, kupersilahkan dirimu menjadi sosok yang terus melekat rapat dengan jantung yang terus bergendang yang seakan-akan menentukan kematian bagiku”.
Apa yang menarik dari “aku”, yang berdiam dan tenang diatas air yang terus mengalir. Aku berikan perjanjian untukmu, yang selalu untukmu. Aku berikan perasaan untukmu, yang selalu kau bawa dan membuangnya diatas tumpukan-tumpukan sampah yang tercium busuk.
aku terdiam dan terbawa, mengalir bagaikan air yang tenang dan membawa segala kejernihan. Aku membawa mimpi tenting dirimu, membawa rindu dan sayang untuk memujamu dan selalu memujamu.
“Dirimu bagaikan rindu dalam pelangi yang jadikan langit tempat terindah, dirimu bagaikan bidadari yang turun dan membasuh paras dengan dinginnya air dan panasnya pelangi”. Tapi sampai kapan diriku menjadi batu yang terus terdiam melihatmu menari diatas jernihnya air dan indahnya pelangi.
“Tak pernah menjadi sempurna”, tak akan pernah menjadikanku sebuah rindu dan saying baginya. Tak akan pernah menjadikannya sebuah tanda untuk selalu diingat dan memaknainya. Haruskah aku menjadi “aku yang lain” hingga dirinya menjadi satu dalam diriku. “aku yang lain” adalah aku yang berubah menjadi makhluk penuh cinta dan kebencian, berubah untuk hasrat yang menggebu menjadi sempurna untuk dirinya. Berikanlah aku “kunci” untuk bisa memuaskannya, sekarang aku berpikir tentang aku yang sekarang dan aku yang berubah.
Sekarang, bunga yang menjadi penentu hati dan perasaan tergantikan dengan sebuah boneka yang selalu membuatnya tertawa dan membuatnya tidur. Ketulusan yang menjadikanku yakin akan cinta tergantkan dengan rasa keterpaksaan untuknya. “Salahkah “aku disaat aku menjadi aku yang lain?”…aku yang menginginkan dirinya untu menjadikanku pasangan hatinya.
Hari terus berputar dengan topeng yang melekat, kadang semua ini bosan untuk aku lakukan, bersembunyi dan terus menginginkan kesempurnaan didepan mata hatinya. Aku yang dulu menjadi bunga kini tergantikan dengan boneka untuk dipermainkan. Tapi semua itu hanya untuk dirinya agar menjadikanku hati yang terbungkus rapi.
Semua berlalu tanpa Tanya, aku terus melangkah memakai topeng yang membiasakanku untuk tidur dibalik kelambunya yang gelap, terlelap dan mungkin saja akan terus terlelap. Hati ini tak bisa terus berbohong didepan cermin kejujuran, kadang semua ini perih untuk dilakukan, sakit untuk dikenangkan, dan takut untuk ditinggalkan.
“aku inginkan dirimu menjadi penjaga hati, yang menjagaku dibalik semua mimpi buruk dan kegelisahan, akankah dirimu …?”, bertanya padaku. “aku akan menjadi penjagamu” jawabku dengan nada tak berirama dalam hati, jawaban akan ekspresi ketakutan dalam hatiku. Lepaskan semua belenggu dalam jiwa, tebarkan semua asa dalam dada, keluarkan tinta keberanian untuk bisa menjadi sempurna didepannya.
Kurasakan sebuah Tanya dalam hatiku “akankah dirku bisa menjaga hatinya?”, aku yang sekarang adalah kebohongan untuk membahagiakannya. Sangat susah untuk menjadi aku yang lain, yang terus berbohong dan bersembunyi. Apakah aku yang menjadi boneka akan terus seperti ini, apakah aku kinitelah berdosa terhadap diriku sendiri, ataukah aku bersalah pada dunia dan semua.
Termenung dan melihat kehidupan yang terus megucapkan kata-kata yang untuk menidurkanku dalam kegelisahan, setiap langkah yang menjadi haru dan tangis akan mengingatkanku pada semua kebenaran diriku. Sungguh,…aku yang kini tak sanggup untuk menjadi sempurna bagi dirinya. Aku tak pernah menjadi sempurna dan tak akan pernah sesuai dengan keinginanmu.
Wahai sang bintang, dengarkanlah jeritan atas luka yang kini kuderita, berikanlah cahayamu agar diriku sadar akan semua yng kulakukan, Kebohongan, dusta, dan semua. Dia menginginkan diriku untuk menjadi sempurna, dan selalu menjadi aku yang lain. Dia inginkan aku menjadi aku yang turut dan patuh terhadap dirinya yang kian memaksaku masuk kedalam lorong hitam dosa dan kebohongan. Sampai kapan…?”aku tak akan pernah menjadi sempurna”.
Aku kini telah menjadi aku yang lain, aku yang selalu mengalir bagai air yang tak pernah diam. Kini kupasrahkan diriku menjadi aku yang lain agar dirimu mengerti betapa aku membutuhkan dan menyayangimu.
“ kadang cinta adalah kekuatan terbesar dalam kehidupan yang terus memberikan tekanan untuk terus berbuat dan terlarut dalam kekuatannya,…cinta adalah sumber dari kebohongan diri yang memaksa kita untuk terus menjadi seseorang yang lain,….cinta adalah malaikat dan setan yang menjadi satu dalam pelangi yang indah dalam cerahnya hari….”.


….Nyanyian rindu…..

Jarak adalah perpisahan, mungkin bagiku semua itu adalah kesakitan yang menusuk perlahan dalam jiwa. Waktu adalah satu diantara semua yang menjadikanku parasit dalam kehidupan. Tertawa dan kesenangan yang kurasakan hanya sebagai obat yang sejenak untuk melupakannya.
“berdiri dalam kesunyian malam, menatap bintang yang mungkin tak beratap, bernyanyi dalam kesendirian dan terus menari. Diatas keraguan kutatap dirimu dalam kerinduan, mengharap malaikat mengapakkan sayapnya menghembuskan angin yang mengantarku tidur dan memimpikannya”. Berharap dirimu datang dan temani diriku, terlalu lama dirimu meninggalkan sebuah “tanda” terhadapku.
Sering kumemikirkan dirimu yang tak pernah tenang, kurindukan semua saat bersama mentari dan cahayanya tertawa riang menikmati hari. Sekarang, dan esok kupasrahkan diriku untuk selalu menunggumu didepan pintu istana yang telah kita bangun bersama, ataukah sebuah ruang yang memang untuk kita berdua saling bercumbu. Akankah dirimu datang menemaniku suatu saat?akankah…?...
Aku terus berlari mengejar semua yang bisa melupakanmu sejenak, kadang hasrat ingin terus berbuat salah, agar diri ini tak lagi tersiksa oleh semua bayangmu, tapi aku tak bisa bergerak, tak bisa menggemgam pelangi dari langit lain yang terlihat olehku, aku tak sanggup melayani hasrat untuk bisa menggantikan dirimu. Kenapa..bayangmu selalu menjadi hantu dan mimpi buruk akan air mataku, air mata yang terus menginginkan dirimu datang.
Aku bertanya bertanya pada angin yang berhembus kencang akan dirimu, dimanakah dirimu?akankah dirimu merasakan hal yang sama tentang diriku, ataukah dirimu senang dan bahagia diluar dunia yang sangat berbeda denganku?, akankah dirimu sadar disaat diriku sangat mencintaimu, menyayangimu, dan terus merindukanmu. “apa yang kau inginkan dariku?” setelah merebut semua perasaan ini dan dirimu meninggalkanku sendiri bersama boneka bear yang selalu tersenyum. Aku muak dengan semua, aku muak dengan kehidupan ini, aku muak…..
Aku tak bisa menemukanmu, melihatmu, hati ini terus mencari dibalik semua mimpi dan kenyataan, disaat aku terus tertidur. Mencari dalam kehidupan semu yang tak pernah jadi nyata, tapi aku tak dapat menemukanmu. “disaat diriku menemukan cinta, cinta itu tak dapat kulepaskan, disaat diriku merasakan rindu, rindu tenting bayangmu tak dapat kulupakan, namun disaat mata ini terbuka untuk melihatmu memberikan cahaya kehidupan bagiku, dirimu kan nyata menemaniku”.
Bayangmu ibarat roh halus yang sering menggangguku disaat diri ini lepas dan tenang, bayangan yang terus menghantui setiap diriku melangkah dan menjalani hidup yang membuatu kembali merasakan cinta dan kebahagiaan. Tolonglah genggam tanganku sekali saja agar diriku sadar bahwa dirimu masih mencintaiku, tolonglah…..
Dimanakah dirimu wahai sang kekasih?, aku tak bisa lagi menjadi boneka kehidupan yang terus dimainkan olehmu. Sampai kapan aku menunggumu, menunggu datangnya mentari dan cahayanya?, aku menyadari bahwa dirimu telah menjadi sosok yang lain, kekasih yang lari dari semua sisi kehidupan, kekasih yang tak pernah menyadari duri yang terus melekat dalam hati.
Hari ini, dan esok adalah hari bagiku untuk buktikan bahwa “nyanyian rindu” yang terus menemaniku tidur kini telah menjadi kekuatanku untuk melupakanmu. Namun Rindu ini akan terus tersimpan dan terjaga setiap diriku melangkah, terima kasih atas semua bayangmu, terima kasih atas semua “tanda” yang diberikan padaku. Dan kuyakinkan diriku akan datang suatu masa Dimana diriku mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan yang terlepas dari semua bayangmu.



Aku, kamu, cinta dan Kebencian

Sang Hari yang menjadikanku nafas akan kehidupanku, menghirup dunia yang begitu terang dan gelap rasakan dalam duniaku. Waktu yang menjadikanku sebuah mesin pencetak rindu dan sayang terhadap dirinya yang terus menghiasi hari dimana aku merasa senang. Aku Melewati semua akan gundahnya rasa penyesalan dan kebahagiaan. Aku inginkan diriku berada dalam satu dunia bukan dalam dunia campuran yang kurasakan sekarang.
Hidupku kini menjadi ramai, kadang semua menjadi sepi hanya ada kedamaian, tapi kadang juga semua menjadi rancu dan tak beraturan. Emosi, jengkel, dan kemarahan kadang diseimbangkan dengan kebaikan hati dan damainya jiwa. Pasrah terhadap semua yang terjadi, yang ada hanya rasa takut untuk menghalangnya.
Perjalananku dengannya ibarat kehidupan dunia yang terus bernyanyi antara kebahagiaan dan kesedihan. Aku bertanya “kenapa aku harus melompat dan tenggelam dalam dunia seperti ini?”, kejernihan hati menjawab “karena aku memang harus melompat, agar diri ini tahu bahwa aku menginginkan sayap malaikat yang membantuku terbang kepadanya”. Aku menginginkan Sayap yang memberikan kekuatan agar terus bertahan dalam angin badai yang terus menghadang, membantuku melihat semua kehidupan tentang kamu dan diriku.
Apakah semua menjadi sunyi disaat sayap ini patah dan menjadi lemah?, berharap dirinya datang dan menyambungkannya kembali, kembali pada “aku yang selalu mencintainya”.
Gundah hati yang tak pernah menjadi tenang disaat “sifat setan” yang menggantikan “sang malaikat” didekatku pergi, semua pergi tentang kesenangan dan kebahagiaan digantikana dengan emosi dan kemarahan. “Masaku telah tergantikan” kata hati yang suci, masa yang dimana semua menjadikanku hati yang busuk. Aku hanya bisa tenang dan menerima semua emosi dan kemarahannya, aku bisa bertahan agar aku yakin bahwa dirinya adalah yang terbaik bagiku.
Hari berganti dan terus berputarnya waktu bersama “malaikat dan setan”, kadang kuhirup udara segar dan kotor, kujelaskan semua pada seruan-seruan kehidupan agar aku terus menjadikannya sebuah cinta yang tak pernah tergantikan.
Kadang hadir penyesalan yang selalu menghantui, menyesal terhadap diri, dirinya dan semua. Setiap menit dan berjalannya terang menjadikan malam menghiasi perjalananku dengannya. Sekarang diriku seakan menari dalam buaian mimpi dan kenyataan yang secara sadar memberikanku dua pintu tentang kenyataan hidupku.
diriku Berjalan dalam waktu yang terus mengangis dan mengharap akan diri dan wajah sang pejuang, lahir dalam kegelisahan tenting semuanya,…semuanya…..Biarkan diriku selalu menjadi pejuang, pejuang yang selalu memberikan bunga atau bangkai padamu dan duniamu, setiap helai nafas telah kupasrahkan padamu agar dirimu mengerti bahwa diriku adalah manusia dan makhluk yang paling mengerti tentang arti duka dan kebahagiaan. Mengerti tenting hidupmu dan selalu disampingmu untuk menjadikanmu sebuah lampu pijar yang bersinar dalam gelapnya kehidupan.
Berharap semuanya kan menjadi indah dan selalu menghiasi langkahku, dan selalu menjadikanku sebuah kasih yang tak pernah mengerti arti kesedihan, namun dunia ini dan perjalanan hidup kita berkata lain dan terus berkata tidak dalam kebahagiaan. Kadang hadir kesedihan dan tangisan yang menandakan rasa kebencian yang melekat akan semua tingkahmu dan tingkahku.
Bosan dan perasaan lelah untuk menjalani semuanya mulai hadir dalam diriku, hadir dalam setiap anganku, dan selalu hadir setan yang terus membujuk untuk tnggalkan dirimu dan semua yang telah menjadikan kita tulisan bertinta emas diatas kertas putih dan bernoda. Akankah dirku sanggup untuk menjadikanmu makhluk yang bahagia dan selalu tertawa hiasi langkahmu diatas jalan yang berlubang dan berbatu. Dan bila aku menjadikanmu,….akankah dirimu akan melakukan hal yang sama terhadapku?....
Biarkan hidup ini dipermainkan oleh waktu yang tak pernah mengerti arti kesedihan dan kebahagiaan, kucoba untuk menjadi makhluk yang begitu mengerti arti kehidupan, mencoba mengerti dirinya, selalu menjadikannya mimpi malam yang terus hiasi malamku, dan selalu menjadikanku makhluk yang tak pernah merasakan kesepian. Aku, kamu menjadikan semuanya menjadi berwarna,…masa Dimana dirimu layaknya setan bertanduk memanas dalam putaran waktu kebahagiaan, dan masa Diana dirimu menjadi malaikat yang hiasi hati dan jiwa kebahagiaan.
Aku, kamu, cinta dan kebencian adalah satu warna yang menghiasi perjalanan hidup romeo- Juliet yang terus menghadapi semua badai dan berbagai pertanyaan akan berakhirnya semua ini. Kebencian yang hadir adalah kesalahan dan kebenaran yang saling menuntut tenting Dimana diri ini berada. Akankah semuanya bisa menjadi satu disaat diri ini menjadi sadar tentang semua yang telah kujalani, ataukah semuanya hanya sebuah teka-teki yang telah menjadi misteri dalam kehidupanku dengannya.
Kehadiran malaikat dan setan yang menghadiri pesta kebahagiaan kita membuat suasana menjadi semarak dan terus berjalan damai. Mungkinkah aku harus khawatir tenting kamu, kamu yang nantinya berubah menjadi wajah setan yang penuh dengan kebencian, ataukah aku harus menjadi setan sehingga kita dapat berjalan bersama-sama. Akankah hal itu terjadi?.....
Sekarang dan akan datang semuanya akan mendampingiku melangkah dan berjalan. Tak peduli apakah setan atau malaikat mendampingiku atau mendampingimu. Kita akan terus berjalan dan bersama melangkah. Aku tanamkan dalam diriku tentangmu bahwa dirimu adalah bulan, bulan yang Diana terus tertutup oleh awan gelap, namun dirimu tetap menjadi bulanku. Keyakinan ini tak akan pernah berubah, goyah hanya karena kebencian yang ada.
“sebesar-besarnya kebencian tak akan pernah hidup, disaat kita masih memiliki cinta”, aku tak akan pernah menghilang darimu. Bagiku, kamu, cinta dan kebecian adalah tulisan kehidupan yang tak pernah bisa dihilangkan……..
Aku dan kamu akan terus hidup……
Aku dan kamu akan terus bahagia…….
Aku dan kamu akan terus menjadi satu
karena aku tak akan pernah melepaskanmu……. kasih





Mencintaimu dengan Cara lain

Kadang manusia tidak berpikir tenting perasaan “mencintai”, tapi aku berpikir tentang semua yang menjadikanku sebuah rasa yang lahir dari sebuah batu yang menjadikanku keras, dan panas seperti panasnya api yang terus menyala dan biarlah terus memberikan panas pada kehidupanku. Aku selalu menjadi sesuatu yang lain didepannya, banyak diantara aku yang selalu menertawakan aku layaknya seorang yang terus diam dan tak bisa…tak bisa?
Aku terus bermimpi untuk selalu menyimpan sebuah perasaan untuknya, menyimpan sebuah Tanya tentang dirinya dan diriku sendiri. Pikiran ini terus menjadi penghalang bagiku, untuk mengerti apa dan kemanakah aku kini?, akankah aku menjadi sepi disaat melepaskan semua yang kurasakan sekarang. Kenapa harus aku menjadi lampu yang berpijar di sebuah rumah kosong yang meneranginya?.
Hari menjadikanku tegar untuk selalu menjadikan dirinya sebuah Tanya dengan hatiku. Sayang dan rindu selalu menjadi hantu disaat mata ini mulai tertutup yang diiringi sebuah nyanyian makhluk malam yang terus berlari dan berlari. Aku merasa waktu untuk menjadikannya bunga layaknya manusia lainnya, telah hilang seperti kapas yang diterbangkan angin malam. Biarkan aku meratapi sifat dan perasaan ini agar dirimu tahu bahwa aku selalu menemanimu.

Berikan aku jawaban atas semua pertanyaan yang hadir dalam lirik dan syair kehidupanku. Berikan aku sebuah jalan yang selalu memiliki tempat yang indah dalam suatu perjalanan. Aku tak pernah berpikir tentang kehidupanku sendiri. Kini aku sendiri yang terus menjadikannya sebuah misteri akan perasaanku. Misteri akan sebuah keberadaanku sendiri.Semuanya berlari dan terus berlari, kadang aku menjadi seseorang yang terus mengharapkan balasan atas rasa mencintai dan dicintai. Cinta yang hadir dalam diriku adalah sebuah Tanya akan aku dan dirimu.
Banyak yang terus lahir dalam gejolak kehidupanku, aku terus mengharapkan sebuah rasa dan pertanyaan tenting aku dan kamu. Berikanlah aku dan semua jawaban, kapan, dan bagaimana aku bisa mencintaimu?, kapan aku bisa menjadi teman hidupmu?, dan kapan aku bisa merasakan dirimu ?menyentuhmu?dan memelukmu?
Aku kini mencintaimu dengan sesuatu yang berbeda, mencintaimu dengan sebuah perasaan yang terpenjara dalam hati, selalu dalam hati.
Hati ini merasa bosan disaat diri ini menajdi sesuatu yang senantiasa memberikan siksaan yang tak bisa dibahsakan lewat mulut dan lidah yang tak bertulang, semuanya hanya terlewat dalam sebuah nyanyian yang sakan memberikan satu rindu yang hadir didalam diriku. Dimanakah diriku disat aku sendiri terpenjara dalam sebuah pertanyaan akan dirimu?akankah aku mengerti tenting dirimu?akankah aku mengerti tentang perasaannya mencintai aku?ataukah aku harus mencari dimanakah harus mencintai dirinya.
Semuanya merupakan sesuatu yang bisa dijadikan sebuah cerita tenting aku dengan dirinya. Aku mencintainya segenap jiwa dan hati, tapi dirinya tak bisa memberikanku sebuah jawaban atas apa yang aku rasakan sekarang. Apakah aku harus menjadi binatang malam yang bernyanyi mengantar dirinya terlelap?...tidak, aku tak akan pernah menjadi sesuatu yang lain, aku inginkan sesuatu yang bisa memberikan aku sebuah jawaban akan mencintai dirinya.
Mencintainya merupakan kebahgiaan bagiku, jika halnya aku tak dapat mencintainya seperti manusia lainnya, maka akan kulakukan sesuatu yang memberikanku sebuah kekuatan untuk mencintainya dengan cara yang lain. Bagiku semua adalah tantangan bagiku untuk mencintainya. Tantangan untuk mendapatkan dirinya secara utuh dan terus berada disamping tercinta.
Aku tak pernah lelah mencintaimu dalam putaran waktu yang tak terhitung, karena aku akan selalu menemukanmu dalam sebuah hati yang tak bisa diragukan kesuciannya. Hanya rasa akan kebahgiaan tentangmu yang menghidupkanku dan menerangi jalanku. Berikanlah aku sesuatu agar aku mengerti tenting dirimu dan mencintaimu….


Sang Wajah Penyesalan

Berlalu dan tak berkata, meninggalkan diriku sendiri sepi menemaniku dengan bintang dan bulan yang kurindukan, kukhayalkan langit malam indah dan semua tenting dirimu. Kurenungkan kembali kisah yang tak pernah terbayangkan akan berakhir dalam kesedihan. Tak sadar Sesuatu yang menarik akan sebuah kalimat yang meyadarkanku “jika dirimu menoleh kebelakang tenting kesedihan maka dirimu akan tertawa dan tersenyum, dan jika dirimu menoleh tenting kebahgiaan maka dirimu akan merasakan tangis dan kesakitan”.
Kemarin telah kukatakan sebuah janji padamu agar aku menjadi pendamping dirimu selamanya, aku menyadari bahwa diri ini tak lebih dari sebuah kayu yang nantinya akan lapuk dan patah seiring berputarnya waktu. Aku lemah seiring berjalannya waktu bersamamu, kebahgiaan dan kesedihan tentangmu membuatku hidup, membuatku terus menjadi aku, dan membuatku sadar telah menyianyiakan sesuatu yang berharga.
Semuanya telah berlalu dan tak pernah kembali, semua tenting aku mungkin telah terkubur dan diberi sebuah nisan yang berhias tangisan. Tangisan yang lama terpendam sehingga dirimu menjadi sebuah tahta emas yang sangat tak mudah dilepas oleh seseorang raja dunia. Raja yang selalu setia terhadap kehidupannya, dan raja yang selalu menjadi sejati.
Kemarin kita berasama melewati hari yang tak pernah hilang, tak pernah gelap, yang ada hanya cahaya terang yang kadang redup dan kembali bercahaya. Kurindukan dan selalu teringat semua akan aku dan dirimu. Teringat masa tentang aku selalu menjadi “jahat” dan “baik” padamu. Selalu dan selalu menjadi seuatu yang menjadikanku sebuah Tanya yang tak pernah bisa dijawab oleh sebuah kenyataan yang ada didepanku sekarang. Semua menjadikanku layaknya manusia yang tak pernah bisa mengerti arti dari rasa saying dan cinta. Aku tak akan pernah mengerti tentang semua bayangan dirimu dan dirimu sendiri. Aku jahat dalam semua tulisan hidupmu, aku jahat dalam semua tentangmu.
Kenapa aku harus menjadi “aku” yang tak pernah membahagiakanmu?, kenapa harus aku yang menjadi sesuatu yang tak pernah menyayangimu?, haruskah aku menjalani ini semua?akankah aku berakhir dalam kehidupan yang tak pernah bisa lepas dari sebuah tangisan?...
Aku menyesal, dan terus menyesal telah melupakan dan melepaskanmu, melepaskanmu dari sebuah kesakitan, melepaskanmu dari aku “makhluk keji” yang tak pernah bisa satu dalam dirimu. Selalu dalam putaran waktu “aku menjadi seseorang yang tak pernah kembali”. Kadang kupasrahkan diriku untuk kembali dalam sebuah kenangan dan kembali untuk menjalani semua. Tapi hati ini tak tergerak, rasa ini tak tergerak untuk bisa kembali padamu, karena aku yang telah melakukan semuanya.
Jika aku bisa kembali dan merubahnya?dapatkah dirimu bisa memberikanku waktu untuk kembali padamu?, pertanyaan konyol yang tidak akan pernah bisa menjadi nyata dalam kehidupanku. berharap untuk bisa menjadi nyata hanya sebuah angan yang tak pernah berhenti berdiam dikepalaku. Terus terbayang, dan terus diam.
Mimpi dan angan adalah sebuah siksaan bagiku, siksaan yang terus menemukanku dalam wajah penyesalan. Aku hanya bisa menatap bintang dan terus menatap akan hadirnya sang purnama. Aku hanya bisa bermimpi dan terus berharap akan dirinya yang datang padaku, memelukku, dan terus disampingku. kini Sang wajah penyesalan telah hadir dalam tulisan hidupku, terus menyesal dan akan terus menyesal.
Sang wajah datang padaku dengan ribuan siksaan, dengan ribuan Tanya akan sifat dan rasa sayangku padamu. Aku terima dengan sebuah keberanian, keberanian yang lahir akan kesadaranku, kesadaran yang lahir dalam hatiku, hatiku yang menjawab tentang semua “kejahatanku”. Kupasrahkan diriku untuk menerima hukuman atas perbuatanku sendiri. Aku terima semua.
Kesepian dan kesendirian menjadikanku makhluk yang paling “sempurna”, sempurna untuk menjadi yang lebih baik dan terus belajar darinya. Kadang kegagalan adalah sebuah jalan untuk bisa mencapai kesempurnaan. Jika penyesalan adalah sesuatu yang memang menjadi jalan hidupku, aku akan menerimanya menjadi sebuah pelajaran. Pelajaran yang menjadikanku manusia sempurna.







“Dua Sisi”

Dunia ini adalah misteri,
Dunia ini adalah teka-teki, dan
Dunia ini adalah jawaban atas misteri dan teka-teki kehidupan.
aku berjalan diatas dunia, dunia yang diagungkan oleh makhluk yang senantiasa mengangungkan kehidupan. Dunia ini penuh dengan kejutan yang menghadirkan kita dalam sebuah misteri dan teka-teki.
Kadang hati ingin berlari dan tinggalkan semuanya, meninggalkan semuanya tanpa ada bekas yang hadir dalam sebuah kenyataan. Semuanya membuat aku pusing untuk menjadikanku misteri dan teka-teki. Aku berhadapan dengan masalah yang susah, sulit dan membawaku dalam… “diri yang gila”.
Dua sisi adalah dirinya menggambarkan sosok hawa yang terus menjadi masalah bagiku. Mereka terus memaksaku untuk bersamanya, aku takut untuk mengatakan hal yang tak pernah bisa menjadikanku kuat, takut aku akan menjadi makhluk lemah yang selalu datang kapan saja layaknya sebuah palu besar yang merobohkanku.
Akankah aku menjdi sesuatu yang bernama kesedihan, ataukah aku menjadi suatu kebahagiaan. Kadang aku menjadi penjahat yang menghancurkan sebuah kota yang tenggelam dalam lautan kasih sayang. Aku sendiri harus merelakan diriku terjebak dalam sebuah teka-teki yang entah sampai kapan akan dapatkan jawaban.
Rumit dan terus akan tetap rumit untuk selalu menjadi seseorang yang bertahan dalam suatu masalah hati, masalah yang selalu menjadikanku terpecah dan tak tahu harus kemana. Kadang bintang dan bulan yang menjadi jalan bagiku, namun kini mereka tak pernah bisa berikan aku jalan bagi masalah yang kuhadapi. Aku inginkan semua berakhir, berakhir dan tinggalkan diriku dalam kebahagiaan tanpa harus “terpecah”.
Rasa sayang yang kumiliki adalah sebuah masalah, masalah yang menempatkan rasa itu seperti duka yang terasa dalam tidur malamku. Jika semuanya terlepas dari kehidupanku, akan kukatakan padamu, terima kasih telah menciptakanku dan mengeluarkan “ aku” dalam kegelapan. Mereka telah merenggut semua, merenggut pendirianku yang selalu mencintai dalam keadaan “biasa”. Keadaan yang menandakan aku seperti semua kehidupan yang menyadarkanku akan sebuah rasa sayang memang menjadi senjata bagiku untuk terus selalu menjaga perasaanmu dan perasaannya.
Hidup dalam dua sisi, dua sisi untuk mencintai dirinya. Kemarin aku menjadi sosok yang dekat dengannya, esok aku menjadi sosok yang dekat dengan “dirinya yang lain”. Aku berdiri dalam sebuah masalah yang membuatku bersalah. Haruskah aku memiih diantaranya?ataukah aku harus menjalani semua dan terus menjadi “penjahat” bagi mereka ?..........
Terangnya sebuah lampu jalan yang memberikan arah pada semua makhluk jalanan untuk terus hiasi malam, aku berada didalamnya, namun tak bisa dapatkan jalan untuk menghiasi arah hidupku. Aku tak tahu harus kemana, tak tahu arah jalan hidupku nanti, semuanya telah kabut hitam yang menghalangiku berjalan. Aku hidup dalam dua sisi yang tak pernah membuatku bahagia. Aku ingin berlari dan sembunyi?akankah aku seperti itu?pantaskah diriku melakukannya?.......
Kurenungkan kembali semua yang kujalani, semua yang menjadikanku “gila” dan terus menjadi “gila”. Berhari dan terus kujalani masalah yang kuhadapi, dan aku hadirkan sebuah jawaban atas semua………………………………
Jika dirmu menjadi satu dalam hati dan perasaanmu, maka katakanlah bahwa dirimu akan bisa menjalaninya………..jika dirmu tak bisa temukan hati diantara keduanya, maka katakanlah, cinta, sayang pada dirnya,………dan jika dirmu tak pernah bisa temukan diantara keduanya, maka katakanlah aku akan selalu menjadi bagian dari dua sisi yang tak pernah memberikan kebahagiaan…..
Aku tak pernah berpikir untuk selalu menjadi pris sejati,yang harus memilih diantaranya karena aku mencintai keduanya…………ampuni aku dalam dosaku, hadirkan aku dalam jalanmu, sebab aku memerlukan jawaban darimu……………………


“Tak Pernah Melupakanmu”

Kesedihan adalah neraka bagiku, neraka yang terus memberikan batu panas yang selalu panas tiap waktunya. Hari ini aku terdiam dan menatap diriku akan “neraka” yang menjadi hukumanku didunia. Kehidupan ini kadang tak bisa mengerti tentang hidupku, hidup dalam kesedihan yang penuh dengan tangisan. Kenapa harus menjadi sesuatu yang menjadikanku sebuah Tanya yang lahir dalam sebuah harapan yang tak akan pernah menjadi nyata?kenapa aku harus merasakan penderitaan ini?, merasakannya sendiri?tanpa harus ada yang menyenangkanku?......
Terus berganti dalam kesedihan, bayangan tentang dirimu membuatku layu, lemas, dan tak akan lagi mekar dalam kehidupan ini. Sekian lama menjadi cinta kini berubah menjadi sesuatu yang tak dapat aku katakan. Katakana tenting cinta dan kasih sayang, sayang yang tak pernah memberikanku sebuah harga mati untuk bisa bersamamu. Semuanya bisa terjadi dalam sebuah kesedihan putaran waktu untuk selalu memikirkanmu, memikirkan sosok sang bidadari malam yang menemaniku tidur terlelap.
Hadirnya sesuatu dalam sebuah Tanya yang terjadi didepan waktu yang tidak diketahui membawaku dalam sebuah perasaan bingung untuk menemaninya dan menemaniku. Banyak masalah yang menjadikanku patung yang tak bergerak, menjadikanku sebuah makhluk yang tak bisa bergerak untuk menemukannya. Hati ini bertanya tenting semua yang menjadi goresan tinta dalam kertas kehidupanku, melihat dalam sebuah tulisan yang terlihat indah, dan selalu terpuji. Kubiarkan semua mengalir, biarkan semua menceritakan kisahku pada selembar kertas yang tak bernyanyi, dan tak akan pernah bernyanyi.
Aku mencintainya, aku menyayanginya, bagai sebuah langit yang meneriakkan malam dan terangnya hari. Aku selalu memikirkan dirinya dalam waktu yang tak terbahasakan. Hadirnya kegelisahan tenting dirinya membuatku tak pernah hidup dalam dunia yang tak bisa terbayangkan. Mungkinkah aku bisa hidup tanpa harus mengenang dirinya yang telah meninggalkanku sendiri, dan sepi?. Akankah aku bisa hidup tanpa harus mengingat dirinya?....
Telah kucoba menjadi seseorang yang kuat dan tegar untuk menghadapinya, tapi aku sendiri malah terlarut dalam kesedihan, kesedihan yang memubatku pasrah terhadap semua akan gejolak kehidupan yang membuatku mati dengan perlahan. Aku ingin bersuara dalam kegelapan agar semua manusia melihatku dan berpaling padaku, aku ingin lakukan sesuatu agar dirinya tahu bahwa aku masih bisa mencintainya, aku masih bisa menyanyanginya. Dan tak akan pernah melupakannya.
Aku menyerah untukmu, menyerah akan hadirnya bayangmu yang selalu menemaniku disaat aku tertidur dan sendiri. Rasa takut yang aku rasakan adalah sesuatu tenting penyesalan, penyesalan tenting mengenal dirimu, kenapa aku harus mengenalmu? Yang sampai pada masanya dirimu meninggalkanku. Aku takut untuk kembali pada masa Diana kita bersama, namun tak bisa kuhindari dirimu adalah tahta kokoh yang dijadikan smbol bagi sang raja.
“semakin dirimu melupakan dirinya yang tesayang, maka dirinya tidak akan pernah hilang, malah akan seperti bangkai busuk yang terus menyediakan bau busuk yang menyengat, rasa yang kamu rasakan sekarang adalah sesuatu yang bisa menjadikanmu bahagia, menuntunmu menjadi manusia yang mencari kebahgiaan dengan belajar dari waktu yang lalu. Jika hari ini dirinya adalah bayang burukmu, maka esok jadikanlah dirinya sosok malaikat yang membawamu ke surge, surge penuh kebahgiaan.”
Aku tak akan pernah melupakannya, karena dirinya membuatku sadar akan semua arti kasih sayang dan keseriusan, aku mencoba untuk tetap menjadi seseorang yang selalu bahagia, bahagia akan hadirnya dirimu dalam waktuku yang lalu, dirimu membuatku belajar tenting semua kesalahan dan sikapku yang menghancurkan semua tulisan tentan indahnya kebahagiaan. Terima kasih atas semua yang berikan padaku, aku berjanji padamu tidak akan pernah melupakan sosokmu yang indah.

Manusia terkadang tak pernah melihat siapa dirinya sebenarnya, masih terus mencari jati diri, dan berkelana dalam dunia yang penuh dengan Tanya, apakah selama ini mereka manusia harus seperti ini, tanpa harus berjuang untuk mendapatkan kebenaran. Aku, kamu, dan semua adalah satu diantara semua yang hadir dalam suatu pesta besar mengagunggkan dirinya, sebagai tuan besar, yang senantiasa membimbing kita semua dalam dunia nyata akan kebenaran.
Aku berakhir tanpamu,……………
Aku tak mau disampingmu,……..
Aku tak mau,…………………………..
Akan kukatakan padamu, bahwa aku bisa mencari satu diantara seribu bulan, tanpamu………..
Kubuktikan padamu, bahwa aku bisa untuk menjadi satu dalam mimpiku sendiri…………………….

Created : alant stewart